Saturday, April 25, 2020

Urban Legend: Peniup Seruling Misterius dari Hamelin (Cerita Horror Jerman)



Jerman yang dikenal sebagai negara modern dengan industri yang unggul ternyata menyimpan sisi mistis. Yuk siapin cemilan sambil kita mulai ceritanya..

"The Pied Piper from Hamelin" (Peniup Seruling dari Hamelin)
Sumber cerita: ancient-origins.net

Kisah ini terjadi sekitar 700 tahun lalu tepatnya  tahun 1284 di kota Hamelin. Kisah sang peniup seruling dikenal sebagai dongeng anak-anak. Tapi kisah mengerikan ini tercatat dalam sejarah kota Hamelin dan berdasarkan sebuah kejadian nyata. Kisah ini memiliki hikmah mengenai pentingnya menepati sebuah janji.

Pada tahun 1284, warga kota Hamelin mengalami wabah hama tikus. Saat warga sedang kesusahan akibat serbuan tikus-tikus yang memakan tanaman dan hasil lahan, datanglah seorang pemusik peniup seruling dengan kostum baju warna-warni. Pemusik ini mengaku bisa membantu warga menghilangkan wabah hama tikus dengan imbalan biaya sejumlah uang. Warga kota pun setuju dengan jumlah biaya yang ditawarkan pemusik ini dan berjanji akan membayar uangnya setelah masalah hama berhasil dituntaskan.


Sang pemusik pun mulai bekerja. Dengan meniup serulingnya, ia memainkan musik ajaib yang membuat tikus-tikus keluar dan mengikuti langkah kaki si pemusik dan tidak kembali lagi ke kota tersebut. Warga pun lega karena masalah hama tikus telah teratasi. Ketika pemusik tersebut kembali ke kota untuk meminta pembayaran, timbul niat jahat warga untuk bersikap curang dan mengingkari janji mereka untuk membayar. Peniup seruling pun kecewa dan merasa ditipu, dengan marah ia bersumpah akan kembali untuk membalas dendam kepada warga kota tersebut.

Pada tanggal 26 Juli 1284, sang pemusik pun kembali ke kota Hamelin dan meniup serulingnya. Musik yang mengalun dari serulingnya membuat seluruh anak kecil di kota tersebut keluar dari rumah-rumah dan mengikuti arah irama lagu. Anak-anak kecil ini pun bagai terhipnotis berbaris mengikuti sang pemusik tanpa ada yang bisa mencegahnya. Menurut catatan, seluruh anak kecil pergi mengikuti si pemusik dan tak pernah kembali lagi, hanya ada tiga anak yang tersisa yaitu anak-anak tuna rungu.




Kemanakah anak-anak malang itu pergi? Hanya si peniup seruling misterius yang tahu. Sebuah tulisan karya Robert Browning menggambarkan kejadian mengerikan tersebut..

saat mereka berjalan ke sisi pegunungan
sebuah portal ajaib terbuka lebar
seakan-akan ada gua yang mendadak tercipta
sang pemusik pun masuk dan satu per satu anak-anak mengikutinya
saat anak terakhir masuk ke dalam
pintu di sisi gunungpun tertutup dengan cepat
Robert Browning, "The Pied Piper of Hamelin"




Kisah ini begitu membekas bagi warga kota Hamelin, sehingga didirikan patung sang peniup seruling misterius untuk memperingati peristiwa tragis tersebut dan hikmah di baliknya yaitu jangan sekali-kali melanggar janji. Jika kalian berkunjung ke kota Hamelin, maka kalian bisa melihat patung sang peniup seruling di sana. SEKIAN


No comments:

Post a Comment