Diceritakan oleh Beni.
Namaku Beni, pekerjaan ku adalah seorang Chef. Ini pengalaman
ku saat bekerja di sebuah hotel bintang
5 di sebuah kawasan pariwisata.Untuk lokasi dan tempat aku rahasiakan.
Kisah ini terjadi saat aku masih belum lama bergabung
sebagai staf juru masak (Chef) di hotel tersebut. Setelah menjalani masa
probation, aku pun dipanggil oleh atasan
yaitu sebut saja Pak Jon untuk bertugas di shift malam. “Mulai bulan ini
kamu saya tempatkan di jadwal shift malam..dan
menangani Room service malam. Kamu start 2 hari lagi. Bagaimana?”
tanyanya..
Aku pun menjawab “Siap pak”. Yah lumayan juga ganti suasana
dari jadwal pagi seperti biasanya. Enak jugaaku juga bisa bangun agak siang
kan. Aku pun dengan bersemangat mengiyakan permintaannya.
Baca juga : Hantu Al Capone di Penjara Alcatraz
2 hari kemudian, aku bersiap-siap berangkat untuk shift
malam yaitu jam 00.00-07.00 pagi. Jam 12
malam teng....biasanya disebut dengan jam ngalong. Untuk team malam aku akan
didampingi Fajar staf kitchen, Anto sang operator dan roomboy bernama Edo.
Sesampainya di kitchen aku melihat Fajar sudah standby
sambil chatting di HP. “Kenalan dulu Bang, saya Fajar”, sapanya ramah. “Anak
pagi ya?” tanyanya. Aku pun mengangguk. “Beni, anak pagi..” jawabku sambil
mengulurkan tangan. Fajar pun tertawa..”Haha resmi amat bang..”, dan kami pun
ngobrol sejenak sambil mempersiapkan area dapur.
“Jar biasanya malam-malam gini orang pesan apa sih?”,
tanyaku penasaran. “Biasanya sih tamu lokal pesen nasi goreng, sate,sop buntut
atau mie rebus..itu yang sering dipesen..kalo tamu bule ya soup dan
salad..kadang steak..atau French fries..begitulah”, jelas Fajar.
Baca juga : Suara Tangisan Anak di Malam Hari
Tak lama kemudian ada bunyi telepon masuk di extension kami,
Fajar dengan sigap mengangkat “Oke siap”, begitu jawabnya. “Dari
Anto..operator..ada orderan room service kamar 315 ..pesen chicken cream soup
dan sirloin steak masing-masing 1,”jelas Fajar.
“Oke siap”, jawabku sambil mulai bergerak menyiapkan
bahan-bahan dan memasak. “Nanti diambil si Edo roomboynya,” jelas Fajar. Aku
pun sigap menyiapkan cream soup dan Fajar mulai mengerjakan steak.
“Enak juga kayaknya malem ..yang mesen dikit,” sambungku.
Fajar menjawab “iya malem emang lebih selow bang.” Tak lama kemudian masakan
siap dan Edo telah tiba di kitchen u ntuk mengambil pesanan agar bisa dikirim
ke kamar si tamu. “Asik nih bakal dapet tips gede dia..”goda Fajar. “Tenang
bro..nanti seperti biasa…bagi rata..” tawa Edo.
Aku pun mulai merasa nyaman dengan suasana shift malam.
Lebih santai dan teamnya pun kompak.
Baca juga : Misteri Kamar Asrama Mahasiswa no 428
Setelah mengerjakan pesanan tadi kami pun santai sambil nonton
TV di depan ruangan dapur. “Bikin kopi yuk ,” ajak Fajar. “Yah katanya mau
ngebeer”, canda Edo. Tiba-tiba telepon bordering. Saat itu jam sudah
menunjukkan pukul 2 pagi.
“Kalo jam segini biasanya orang pesen apa?” tanyaku pada
Fajar. Dia pun menjawab “Biasanya makanan ringan sih kadang kentang goreng atau
sandwich,” aku pun mengangkat telepon dari Anto. “Orderan untuk kamar 511
ya..menunya 1 nasi goreng, 2 orange juice dan 1 chicken steak,” jelas
Anto. Aku pun bergegas menyiapkan
chicken steak dan kali ini gantian Fajar yang menggoreng nasi dan menyiapkan
juice.
Tak lama kemudian Edo pun datang mengambil makanan yang
sudah siap dikirim. Aku pun melanjutkan membersihkan peralatan setelah itu ngopi dan duduk di sofa dekat restoran hotel
bersama Fajar,”Bener jadi mo ngebeer?”
tanyaku iseng. Fajar tertawa. Suasana malam yang sepi mejelang jam 3 pagi dan
kami pun larut dalam obrolan.
Baca juga : Hantu Selebriti di Tulisan Hollywood
Sekitar 40 menit kemudian Edo datang dengan wajah pucat dan membawa
hidangan yang sudah kami buat. “Kenapa bro?” Tanya Fajar. Edo pun bercerita
bahwa saat tiba di depan kamar, Edo memencet bel sambil meyebut “Room service”.
Dari dalam kamar terdengar ada suara orang menjawab “ya” suara itu suara
seorang wanita.
Lalu terdengar suara langkah kaki berjalan menuju ke arah
pintu. Namun pintu kamar tak kunjung dibukakan. Edo menunggu, mungkin tamu
tersebut sedang siap-siap atau ke toilet sebentar. Edo ingin memencet bel lagi
tapi kuatir dianggap tidak sopan. Ia pun memilih menunggu si tamu bersiap-siap.
15 menit telah berlalu dan tak ada tanda-tanda pintu dibuka. Edo akhirnya memencet bel lagi. Kembali
terdengar suara langkah kaki.
Baca juga : Bunyi Mesin Ketik di Malam Hari
Tapi pintu tak dibuka. Edo menunggu lagi 10 menit
kemudian mengontak Anto lewat HT “Order room servicenya kamar 511 kan? Harap
dikonfirmasi karena sudah ditunggu 25 menit tamu tak membuka pintu. Tadi ada
jawaban setelah dibel, tapi tamu gak membuka pintu bisa dicek security?
Kuatir tamu sakit,” jelas Edo. Anto pun menjawab “Oke pak Eri kesana sekarang,”.
Pak Eri adalah security shift malam yang akan mengecek kamar tersebut.
Sambil menunggu pak Eri datang, entah kenapa Edo mendadak
merasa merinding. Seperti ada hembusan angin dingin menerpanya. Lalu terdengar
musik klasik bersuara pelan dari arah kamar tersebut..mungkin ringtone
handphone, pikir Edo. Untunglah tak lama kemudian, pak Eri pun datang dan
memencet bel pintu..kali ini terdengar sunyi. “Tadi orangnya jawab kok
pak..bilang iya..gitu,”jelas Edo. “Mending dicek dibuka aja pak takutnya tamunya
sakit atau pingsan,” himbaunya.
Baca juga : Ketukan di Pintu Asrama
“Mari kita ke front office,” ajak pak Eri. Edo dan pak Eri
pun bergegas kesana. Setelah dicek data kamar oleh Front Office, ternyata
kondisi kamar kosong sudah 1 minggu. Kamar tersebut memang jarang disewakan,
jelas staf Front Office yang bertugas. Wajah pak Eri langsung paham, pasti
kamar ini termasuk kamar yang angker. Tapi Edo masih ngotot “Nggak mungkin pak
..tadi orangnya jawab kok..suara perempuan,” Front Office pun memberikan kunci
duplikat untuk mengecek.
Edo dan pak Eri akhirnya kembali lagi ke sana dan membuka
kamar dengan kunci duplikat. Saat dibuka, kondisi kamar kosong dan bersih.
Tidak ada siapa-siapa. Kasurnya rapi sempurna sesuai standar bintang 5 tidak
ada kerutan maupun lipatan yang kusut. Edo mendadak pusing dan menggigil.
Mereka pun bergegas keluar. Kejadian hari ini membuat Edo shock dan malam itu
kasus ini dibahas di front office dan operator. Edo menghubungi Anto sang
operator lewat HT “Kamar 511 ternyata kosong! Tadi yang nelpon laki apa perempuan?”
Anto pun menjawab kaget “Astagfirullah..jadi tadi..gua ngomong sama demit? Tadi
suara perempuan Do yang mesen..” Edo pun
bergegas ke dapur menceritakannya pada ku dan Fajar.
Baca juga : Peniup Seruling Misterius dari Hamelin
“Kapok ..aku ngga mau shift malam lagi,” ujar Edo. “Dia mau
isengin kamu kali,” canda Fajar. “Udah ah, kita istirahat aja dulu siap-siap
pulang bentar lagi,” potong Edo.
Keesokan harinya, seorang rekan senior yang mendengar cerita
ku pun berkomentar, “Itu kalo ngga salah kamar legend…anak-anak malem angkatan
lama biasanya udah pada tau..,” ujar seniorku. Aku pun penasaran bertanya, ada
kejadian apa sebenarnya.. dan seniorku bercerita kalau beberapa tahun lalu
sempat ada seorang wanita menginap di kamar tersebut dan meninggal di sana
akibat sakit.. sejak saat itu kamar tersebut sering bermasalah dan dikeluhkan tamu
sehingga jarang digunakan alias selalu kosong.
Aku pun sempat hilang semangat dengan shift malam, namun aku
sadar di tempat manapun kita bekerja pasti tempat itu memiliki sebuah sejarah
dan tragedi tersendiri yang dapat menjadi pemicu kejadian-kejadian mistis di
sana. Oya, akhirnya aku putuskan untuk tetap
mengambil jadwal shift malam sesekali, begitu juga Fajar. Kabar terakhir yang kudengar Edo tidak pernah mau
mengisi jadwal shift malam lagi. Demikianlah
ceritaku bekerja shift malam di sebuah hotel. SEKIAN
Dengarkan Podcast Horror cerita ini : Podcast Horror-Room Service